Sabtu

Sudat #9 Kata Orang - orang (2)

Apa mas, pilpres ?

Iya pilpres, kata orang - orang itu bahasannya ya pilpres, siapa pilihanmu di 2019, dan kenapa alasannya.

Kali ini saya naik grabcar, duduk di depan, perjalanan saya kurang lebih satu jam, ya dengan sengaja duduk di depan karena ingin menanyakan soal pilihan politik Bapak driver.

Tapi tidak secara langsung saya tiba - tiba nanya Pak pilih siapa nanti pilpres, enggak, cairin suasana dulu, ngobrol ngalor ngidul, hingga akhirnya obrolan kita terhenti, nah ini waktunya.

Pak, boleh tau nanti pilpres pilih siapa ?
Si bapak kaya kaget gitu,
Apa mas, pilpres ? Ngomongnya politik bikin pusing.

Seperti Bapak ini tidak antusias.

Pusing ? Kenapa pusing pak ?
Pusing mas pada berantem ga jelas, blusuk blusukan, ganti presiden lah katanya.

Akhirnya mau ngluarin unek - uneknya,

Mau siapapun presidennya itu ga berdampak langsung ke saya, jadi saya ya gini aja.

Apalagi udah ngomong tambang saya kan ga ngerti, hasilnya buat apa saya gatau.
Tapi kalo memang bahasannya bahan pokok yang biasa kita pakai, di makan setiap hari, kaya beras, kedelai, daging, nah saya setuju.

Karena saya mau pun petani dan rakyat kecil pasti ngrasain.

Lagian mas kalo ngomong politik, memang urusannya mereka, mereka mau bener mau salah, tetep aja mereka yang ngrusin.

Kalo dari saya, ya mau siapapun Presidennya nanti, saya cuma minta, begal, rampok itu dihilangkan.

Kriminalitas bener - bener di tekan, buat saya yang kerja dijalan, sampe saat ini, saya tidak merasa aman, dan ini pun pasti di rasakan banyak orang, pasti mas juga ngrasain.

Nah pemerintah bisa tidak merubah ini.
Kalo memang bisa menekan angka kriminalitas, saya maupun yang lain pasti merasa aman - aman saja jalan malam, pulang kerja tengah malam dan berkendara dengan santai.

Lagian sekarang, mereka mencuri bukan karena himpitan ekonomi saja mas, tapi memang ingin kaya.

Dengan bukti adanya sindikat pencurian sehari bisa ambil 5 mobil di beberapa tempat, berati memang mereka sudah merencanakan sejauh itu untuk pundi - pundi kekayaan mereka.

Dan pembicaraan di alihkan oleh driver ke sekumpulan pengamen jalanan yang bertato, bertindik.

Dan menanyakan kepada saya,

Mas, mereka apa punya masa depan, kaya punya rumah atau berumah tangga gitu ga sih ?

Saya hanya menjawab,
sebagian dari mereka ada dari keluarga yang berkecukupan kok pak, mungkin saja punya masalah dengan keluarganya,
Dan mereka hanya sekumpulan manusia yang ingin hidup tanpa aturan pak.
Seger - seger kan pak anaknya, bajunya rapi.

Iya ya mas, mereka hanya ingin menjalani hidup tanpa aturan dan ga ngomongin politik.

Kata - kata terakhir sungguh menusuk buat saya,
Tapi saya sambut dengan tawa aja.

Obrolan akhir kita berlanjut dengan mencari jalan tujuan.

Kesimpulan saya lagi - lagi menemukan, betapa capeknya masyarakat dengan pemerintah, untuk kedua kalinya mereka sulit untuk menentukan pilihan.

Jadi harus bagaimana para calon untuk menanggapi ini ? Kita tunggu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar