Selasa

Aku iri.

Sampaikan salamku untuk kekasihmu yang baru.
Ntah bagaimana caranya, dia bisa memikat hatimu, yang jelas aku iri.


Jumat

Awal


Berawal dari seputar bahwa laki - laki akan meninggalkan perempuannya ketika sudah dalam posisi nyaman dan dengan tidak teganya saya kepada wanita yang sebenarnya saya hormati selalu di sakiti.

Saya ingin berkomitmen, mengajaknya memperbaiki komunikasi, mengisi pundi - pundi untuk jenjang berikutnya sambil mengenal karakter dari kita masing - masing. 

Selasa

Bodoh

Bodoh? 
Kalau soal bodoh memang saya dari dulu bodoh, saya sangat sadar betul akan hal itu. 

Kenapa saya tidak bisa tidur di malam hari? 
Apa saya takut mimpi buruk?
Apa saya terlalu memikirkan hal yang tak penting? 
Atau hal penting? Tapi kalau tak diubah untuk apa di pikirin. 
Saya memang bodoh haha.
Atau bisa jadi saya takut di cabut nyawanya ketika tidur? 

Apa ini? 
Siapa sebenarnya saya? 
Apakah saya bisa jadi orang yang berbeda?
Kenapa saya banyak bertanya?
Memang bodoh.

Teruntuk dirimu, Lulu.

Teruntuk dirimu, Lulu.
Umur mu sudah menginjak 23.

Maaf. 
Aku hanya ingin mengutarakan apa yang sudah aku janjikan.


Dirimu mau ga serius buat ntar lanjut nikah?

Senin

Mohon untuk tidak seperti ini.

Teruntuk para ibu. 
Mohon janganlah seperti itu.

Apakah tujuanmu sebenarnya ?
Keluarga atau karir ?
Menjadi ibu yang baik atau menjadi atasan yang di segani ?
Apa yang membuat mu menjadi seperti itu ? 
Cicilan mobil, cicilan rumah ?

Ibumu atau karirmu ?
Anakmu atau karirmu ?

Cicilanmu atau masa depan anakmu ?
Kehilangan kasih sayang ibumu atau kehilangan karir yang telah kau bangun ?
Masih banyak pertanyaan yang sebenarnya ingin aku tanyakan.
Mungkin pertanyaan tersebut cukup menyudutkan.
Tapi, bukan maksudku untuk menyudutkanmu.

Ini soal anakmu yang kau titipkan ke ibumu dan ibumu yang setiap hari harus mengurusi kebutuhan keluarga kecilmu.
Ibumu bukan pembantu, 
Ibumu bukan seorang yang bisa kau suruh untuk mencuci baju,
Ibumu bukan seorang yang bisa kau suruh untuk mencukupi kebutuhan anakmu.

Apakah kau tau kelakuan anakmu saat kau pergi bekerja ?
Apakah kau tau anakmu sudah bisa apa saja ?

Apa uangmu bisa menjadikan anakmu seperti yang kau mau ?
Lihat anakmu yang sudah kau kenalkan dunia pendidikan dari usia dini, kau kenalkan di dunia les di berbagai tempat. 
Hingga kini anakmu menginjak Sekolah dasar di tahun keduanya, ia belum bisa membaca, menulis pun masih kesulitan.

Apakah kau mengetahui hal itu ?
Lihat anak mu yang sukar di ajak belajar oleh neneknya, anakmu hanya sibuk menghabiskan uang jajan yang sudah kau siapkan untuknya, yang jika habis, ia akan mengamuk ke neneknya merengek minta uang yang kau sendiri tidak meninggalkan sepeser uang pun untuk sang ibu, yang akhirnya beliau meminjam ke tetangga.
Ibumu hanya menahan tangis, aku bisa merasakan itu.
Apakah kau memikirkan hal itu ?
Sebenernya aku tak peduli dengan perkembangan anakmu.
Aku tak peduli seberapa penting karirmu.

Hanya saja aku tak tega melihat seorang ibumu yang sudah tua,
Pagi menyiapkan sarapan untukmu, suamimu dan anakmu, sedangkan beliau hanya meminum segelas teh.

Siang panas terik beliau nyuci bajumu, suamimu dan anakmu serta memasak untuk anakmu.
Hingga sore beliau menyapu, mencari anakmu yang bermain yang tak tau dimana, beliau berjalan dengan langkah kaki yang sudah pincang, mata yang sayu, yang terkadang jika anakmu susah ketemu malah lari menjauh.
Dan jika anakmu belum mandi saat kau pulang kerja, kau menyalahkan ibumu.
Kau bisa pakai uangmu untuk menyewa pembantu daripada kau menyuruh ibumu sendiri.
Hey, sadar! Kau sudah tak layak menjadi ibu dan kau pun sudah tak layak untuk bertemu ibumu.
Apa itu balasan yang kau beri untuk ibumu ? 
Menjadikannya seolah seperti pembantu ?
Apakah itu balasanmu ?

Selasa

Sudat #13 Kata Orang orang (5)

Saya yakin Prabowo menang di Banten mas.

Terima kasih sebelumnya yang sudah koreksi tulisan saya.
Mohon maaf jika memang berantakan.
Saya sangat senang di ingatkan, apalagi ada yang bantuin edit.

Kali ini narasumber saya datang dari seorang supir angkot, jurusan Cilegon - Anyer.
Karena kebetulan saya mau ke Anyer.
Di angkot sepi, hanya ada saya dan 2 Ibu yang baru pulang dari pasar.

Pak, boleh tanya ga, nanti pilpres pilih siapa ?

Wah mas, kalo itu saya gatau, siapapun pun yang menang, saya bakal tetap begini.
Mereka juga bakal lupa kalo sudah kepilih.

Tapi pak, tujuan Pemerintah bikin program kerja kan hasilnya bukan buat satu orang tapi satu negara.

Iya juga sih mas, ya gitu mungkin karena yang udah udah seperti itu, jadi saya kurang percaya aja.

Cuma aja, siapa nanti yang bakal menang, disini Prabowo mas.
Saya yakin Prabowo menang di Banten.

Orang Serang, Cilegon banyak yang ikut aksi 212 kemarin mas.
Mereka pasti jelas mendukung Prabowo.

Apalagi kata Orang kalo jokowi itu ingkar janji, ngasih lapangan kerja ke asing, sedangkan warga lokal sendiri banyak yang nganggur.
Banyaklah, cuma saya kurang percaya soal itu, kalo memang seperti itu saya mungkin bawa mininal satu penumpang ke tempat kerjanya.

Tapi ya sebodo baelah mas, siapapun Presidennya yang penting bisa jalanin tugas, ga jual negara.

Kesimpulan dari saya sih :
Mungkin Bapak ini capek dan bingung mau memilih siapa nanti, dengan beberapa faktor.
Bisa dari informasi yang di dapat kurang meyakinkan.
Bisa juga karena program - program dari kedua paslon ini tidak sampai ke semua kalangan masyarakat.

Senin

Sudut #12 Kata Orang - orang (4)

Saya hanya ingin terlepas dari identitas Agama dan Militer.

Perjalan kali ini, saya sempat ragu untuk menyakan hal berbau pilpres di kursi tengah dikarenakan bus rame banget.
Jadi saya memutuskan untuk kebelakang, ke kursi yang dimana orang bebas merokok, meskipun saya tidak merokok, hanya saja jika saya bertanya pada penumpang yang ada di tengah, lalu terdengar oleh yang lain, obrolan jadi agak sedikit terbatasi.

Obrolan kali ini di bus dari Serang ke Kebon nanas, masih sama Bapak - bapak, karena saya ga berani ngobrol sama cewek.
Seorang Bapak, bekerja di perusahaan daerah Serpong sedang ngrokok.
Seperti biasa obrolan dibuka dengan pertanyaan basa basi, setelah sama sama sudah bertanya, masuklah ke inti pertanyaan.

Pak, sudah nentuin mau pilih siapa di pilpres nanti ?
Dengan yakin Bapak ini menjawab.

Tentu sudah Mas, Jokowi.

Kenapa tuh Pak ?

Mas lihat sendiri kan Pak Jokowi bisa jadi panutan Masyarakat, program nya bagus, gayanya unik.
Ya memang ada kurangnya.
Apalagi di awal kepemimpinannya, terlihat seperti ada di bayangnya Bu Mega lah kasarnya,
Program saber pungli yang kenceng di awal, dan juga yang dimana seperti di katakan media janjinya ga tercapai.

Tapi Pak Jokowi, masih layak sih mas buat nglanjutin pembangunannya, kerjaannya, programnya, meskipun saya ragu dengan Wakilnya yang bakal siap atau tidak backup Jokowi, karena udah sepuh juga.
Bukan tanpa alasan juga, Jokowi milih wakil, karena selain melawan apa kata orang yang bilang Jokowi anti Islam, ya kan.
Sama mungkin beliau udah sepuh ya, jadi kalo memang nanti kepilih, pemilu berikutnya jadi ga nyalonin.
Tapi yang saya takutin Pak Jokowi senasib sama kaya Megawati.
Apalagi dengan isu yang marak soal tuduhan tuduhan yang belum tentu terbukti benar, dengan basis yang makin membesar sampai sekarang.

Selain karena suka sama Jokowi,
Saya hanya ingin memilih pemimpin yang terlepas dari identitas agama dan militer.
saya bosan sama pemimpin dari kalangan militer mas, sudah beberapa periode negara ini di pimpin dari kalangan militer, yang kerjanya tidak terbukti disiplin seperti pendidikannya di militer.
Banyak kebijakan yang salah sasaran, kurang memihak rakyat yang dibawah.

Jadi ya saya naruh harapan sama Pak Jokowi mas.
Moga aja masih bisa nglanjutin apa yang dimulai, soalnya bahaya juga kalo ganti, hal yang di takutkan seperti pembangunan yang tidak di lanjutkan.

Sudah mas, kapan kapan kita ngobrol lagi.
Jangan serius serius bahas politik mas, mereka santai santai kok.

Obrolan kita terhenti, si Bapak turun terlebih dahulu, dengan sedikit kasih masukan ke saya.

Kesimpulan menurut saya sih, beliau menginginkan pemimpin dengan gaya baru, terobosan baru serta program baru.
Dan itu dilihat ada di dalam diri Pak Jokowi.