Selasa

Sudat #13 Kata Orang orang (5)

Saya yakin Prabowo menang di Banten mas.

Terima kasih sebelumnya yang sudah koreksi tulisan saya.
Mohon maaf jika memang berantakan.
Saya sangat senang di ingatkan, apalagi ada yang bantuin edit.

Kali ini narasumber saya datang dari seorang supir angkot, jurusan Cilegon - Anyer.
Karena kebetulan saya mau ke Anyer.
Di angkot sepi, hanya ada saya dan 2 Ibu yang baru pulang dari pasar.

Pak, boleh tanya ga, nanti pilpres pilih siapa ?

Wah mas, kalo itu saya gatau, siapapun pun yang menang, saya bakal tetap begini.
Mereka juga bakal lupa kalo sudah kepilih.

Tapi pak, tujuan Pemerintah bikin program kerja kan hasilnya bukan buat satu orang tapi satu negara.

Iya juga sih mas, ya gitu mungkin karena yang udah udah seperti itu, jadi saya kurang percaya aja.

Cuma aja, siapa nanti yang bakal menang, disini Prabowo mas.
Saya yakin Prabowo menang di Banten.

Orang Serang, Cilegon banyak yang ikut aksi 212 kemarin mas.
Mereka pasti jelas mendukung Prabowo.

Apalagi kata Orang kalo jokowi itu ingkar janji, ngasih lapangan kerja ke asing, sedangkan warga lokal sendiri banyak yang nganggur.
Banyaklah, cuma saya kurang percaya soal itu, kalo memang seperti itu saya mungkin bawa mininal satu penumpang ke tempat kerjanya.

Tapi ya sebodo baelah mas, siapapun Presidennya yang penting bisa jalanin tugas, ga jual negara.

Kesimpulan dari saya sih :
Mungkin Bapak ini capek dan bingung mau memilih siapa nanti, dengan beberapa faktor.
Bisa dari informasi yang di dapat kurang meyakinkan.
Bisa juga karena program - program dari kedua paslon ini tidak sampai ke semua kalangan masyarakat.

Senin

Sudut #12 Kata Orang - orang (4)

Saya hanya ingin terlepas dari identitas Agama dan Militer.

Perjalan kali ini, saya sempat ragu untuk menyakan hal berbau pilpres di kursi tengah dikarenakan bus rame banget.
Jadi saya memutuskan untuk kebelakang, ke kursi yang dimana orang bebas merokok, meskipun saya tidak merokok, hanya saja jika saya bertanya pada penumpang yang ada di tengah, lalu terdengar oleh yang lain, obrolan jadi agak sedikit terbatasi.

Obrolan kali ini di bus dari Serang ke Kebon nanas, masih sama Bapak - bapak, karena saya ga berani ngobrol sama cewek.
Seorang Bapak, bekerja di perusahaan daerah Serpong sedang ngrokok.
Seperti biasa obrolan dibuka dengan pertanyaan basa basi, setelah sama sama sudah bertanya, masuklah ke inti pertanyaan.

Pak, sudah nentuin mau pilih siapa di pilpres nanti ?
Dengan yakin Bapak ini menjawab.

Tentu sudah Mas, Jokowi.

Kenapa tuh Pak ?

Mas lihat sendiri kan Pak Jokowi bisa jadi panutan Masyarakat, program nya bagus, gayanya unik.
Ya memang ada kurangnya.
Apalagi di awal kepemimpinannya, terlihat seperti ada di bayangnya Bu Mega lah kasarnya,
Program saber pungli yang kenceng di awal, dan juga yang dimana seperti di katakan media janjinya ga tercapai.

Tapi Pak Jokowi, masih layak sih mas buat nglanjutin pembangunannya, kerjaannya, programnya, meskipun saya ragu dengan Wakilnya yang bakal siap atau tidak backup Jokowi, karena udah sepuh juga.
Bukan tanpa alasan juga, Jokowi milih wakil, karena selain melawan apa kata orang yang bilang Jokowi anti Islam, ya kan.
Sama mungkin beliau udah sepuh ya, jadi kalo memang nanti kepilih, pemilu berikutnya jadi ga nyalonin.
Tapi yang saya takutin Pak Jokowi senasib sama kaya Megawati.
Apalagi dengan isu yang marak soal tuduhan tuduhan yang belum tentu terbukti benar, dengan basis yang makin membesar sampai sekarang.

Selain karena suka sama Jokowi,
Saya hanya ingin memilih pemimpin yang terlepas dari identitas agama dan militer.
saya bosan sama pemimpin dari kalangan militer mas, sudah beberapa periode negara ini di pimpin dari kalangan militer, yang kerjanya tidak terbukti disiplin seperti pendidikannya di militer.
Banyak kebijakan yang salah sasaran, kurang memihak rakyat yang dibawah.

Jadi ya saya naruh harapan sama Pak Jokowi mas.
Moga aja masih bisa nglanjutin apa yang dimulai, soalnya bahaya juga kalo ganti, hal yang di takutkan seperti pembangunan yang tidak di lanjutkan.

Sudah mas, kapan kapan kita ngobrol lagi.
Jangan serius serius bahas politik mas, mereka santai santai kok.

Obrolan kita terhenti, si Bapak turun terlebih dahulu, dengan sedikit kasih masukan ke saya.

Kesimpulan menurut saya sih, beliau menginginkan pemimpin dengan gaya baru, terobosan baru serta program baru.
Dan itu dilihat ada di dalam diri Pak Jokowi.

Sabtu

Sudat #11 Kata Orang - orang (3)

Saya suka Prabowo tapi tidak dengan tagarnya.

Tulisan ini harusnya saya buat kemarin, tapi ada hal yang lebih penting dari itu.
Bencana di Anyer, Saya harus menenangkan Ibu Saya, membawa beliau ketempat yang aman, jauh dari Pantai, dan yang lebih bahaya menurut saya, jika terjadi tsunami susulan yaitu simpanan gas dari perusahaan kimia.
Apakah itu berbahaya ? Saya pun tidak tau, yang jelas ini hanya ketakutan Saya.

Oke, langsung ke bahasan kata Orang - orang.

Saya bertemu Bapak ini di shuttle bus, yang membawa kita dari Serang sampai Karawaci.
Saya bertanya ke beliau mengenai pilihannya.

Pak, boleh tanya ?
Iya mas, kenapa ?
Sudah menentukan pilihan di pilpres ?

Jawaban beliau sungguh di luar dugaan,
Sebenernya Saya suka melihat Pak Jokowi, tapi terlihat dipandang berlebihan oleh media, di pandang seperti pemimpin yang sempurna tanpa celah.
Entah akan benar atau malah sebaliknya, hal ini bisa membuat Rakyat bosan.

Kalo untuk pilihan, saya suka dengan Prabowo mas, saya masih suka pemimpin berlatar Militer, dan bukan hanya itu.
"Tapi saya tidak suka dengan tagarnya".

Seperti hal nya Jokowi yang dipandang bak Pahlawan, melakukan hal - hal yang membuat viral, tapi kelamaan membuat Saya bosan.

Tagar ganti Presiden, membuat Prabowo terhambat, jika kita lihat di sosial media tagar tersebut kebanyakan isinya mengandung ujaran kebencian yang membuat seorang pendukung malas untuk memilih beliau.

Banyak alasan lain yang kesannya mengajak pemilih untuk memilih prabowo selain dengan itu.
Saya sempat curiga para pengguna tagar ganti Presiden yang isinya pemecah belah, yang membuat kita geram, itu adalah orang - orang yang sengaja ingin menghancurkan Indonesia dengan memanfaatkan politik sebagi kendaraannya, yang lalu ditelan mentah oleh Masyarakat seakan akan itu benar, lalu menjadi besar.

Hal yang membuat parah kembali, menurut saya, bergabung partai orba, dengan secara gamblang menyatakan ingin mengembalikan Indonesia ke jaman Ayahnya.

Semoga saja, jika memang Prabowo yang menang, beliau bisa memilah memilih mana kebijakan yang bagus untuk negri ini, menghargai perbedaan agama, membuat kebijakan yang bisa dirasakan rakyatnya yang dibawah, lain lain juga.
Apalagi kalo memang bagus selama 5 tahun mungkin saja bisa 2 periode hahaha.

Kesimpulan menurut saya :
Masih banyak Masyarakat Indonesia yang percaya bahwa negri ini akan maju jika di pimpin dari kalangan militer.

Sudut #10 Sangkut paut

Semuanya di sangkut pautin.

Teruntuk segelintir orang di luar sana yang selalu menggaungkan 2019ganti presiden.
Bukan saya seorang pendukung jokowi atau cebong, atau sebutan lain apalah itu.
Karena sampai detik ini saya belum menentukan pilihan.

Baik saya tidak punya masalah dengan tagar tersebut.
Karena ini tahun politik, dan kalian sedang ingin memenangkan calon presiden yang kalian pilih.

Tapi maaf sebelumnya, kalo konteksnya masih seputar program kerja, menyampaikan visi misi, atau alasan mengapa harus ganti presiden, lalu di selipkan tagar tersebut, saya setuju, saya akan baca, saya akan simak, bahkan jika itu menarik, saya akan ikut jadi bagian yang memperjuangkan.

Tapi maaf kalo bahasannya sedang ada bencana atau hal yang di luar politik, lalu di sangkutkan dengan tagar tersebut, saya amat sangat tidak suka.

Bukannya dengan kalian melakukan hal tersebut, membuat seseorang yang tadinya ingin mendukung, jadi berfikir ulang untuk mendukung ?

Hal ini tidak hanya sekali saya liat, sering, bisa di bilang sangat sering.

Lalu kenapa baru sekarang menulis ini,

Tepat hari ini ada bencana alam, air pasang di pantai anyer, yang saya baca di beberapa sumber media memakan korban.
Dan saya panik, karena tepat hari ini ibu saya sedang berada di anyer dan saya tidak sedang berada di sampingnya.
Layaknya seorang anak yang melihat ibunya sedang berada di daerah bencana, saya pun menelpon ibu saya, dan syukur beliau baik - baik saja, hanya tadi sempat ikut mengungsi.

Dengan saya masih bisa mendengar suara ibu saya, saya merasa lega, meskipun masih khawatir.

Akhirnya saya buka twitter, Anyer jadi trending topik no. 1, lalu saya buka, dengan niat mungkin ada beberapa orang yang sedang disana, yang bisa menggambarkan kondisi saat ini.

Sebagian bisa menjelaskan, sungguh di luar dugaan, ada beberapa twitt yang tidak dalam konteks, diluar nalar pikir orang sehat, menjelaskan kenapa terjadi bencana tersebut di karenakan rezim pemerintahan.
Ada pula yang menjelaskan kondisinya baik - baik saja tapi sambil membawa tagar ganti presiden.
Apa ? Sungguh hal yang tidak logis, ini bencana alam, yang jelas bisa di jelaskan secara ilmiah secara logis.

Apa kalian yakin, jika tahun depan pilihan kalian menang, negri kita terbebaskan dari bencana alam ?
Terlepas dari masalah apapun yang terjadi sekarang ?

Bukankah kalian basis pendukung yang mengutamakan keagamaan ? Kalian pasti tau kan, bahwa hidup sudah di atur oleh tuhan, dengan segala masalah didepannya sudah diatur dan di rencanakan sedemikian rupa indahnya.

Ayolah jangan korbankan naluri sehat kalian untuk hal yang membuat kalian terlihat tidak pintar.

Kalian pasti setuju setiap pemimpin tidak ada yang sempurna, tidak bisa merangkul semua masyarakat.

Mendukung, menambah basis pendukung dengan cara menjelaskan program kerja yang sesuai dengan mereka, akan lebih diterima ketimbang dengab cara di luar konteks politik yang merusak demokrasi negri ini.

Sudat #9 Kata Orang - orang (2)

Apa mas, pilpres ?

Iya pilpres, kata orang - orang itu bahasannya ya pilpres, siapa pilihanmu di 2019, dan kenapa alasannya.

Kali ini saya naik grabcar, duduk di depan, perjalanan saya kurang lebih satu jam, ya dengan sengaja duduk di depan karena ingin menanyakan soal pilihan politik Bapak driver.

Tapi tidak secara langsung saya tiba - tiba nanya Pak pilih siapa nanti pilpres, enggak, cairin suasana dulu, ngobrol ngalor ngidul, hingga akhirnya obrolan kita terhenti, nah ini waktunya.

Pak, boleh tau nanti pilpres pilih siapa ?
Si bapak kaya kaget gitu,
Apa mas, pilpres ? Ngomongnya politik bikin pusing.

Seperti Bapak ini tidak antusias.

Pusing ? Kenapa pusing pak ?
Pusing mas pada berantem ga jelas, blusuk blusukan, ganti presiden lah katanya.

Akhirnya mau ngluarin unek - uneknya,

Mau siapapun presidennya itu ga berdampak langsung ke saya, jadi saya ya gini aja.

Apalagi udah ngomong tambang saya kan ga ngerti, hasilnya buat apa saya gatau.
Tapi kalo memang bahasannya bahan pokok yang biasa kita pakai, di makan setiap hari, kaya beras, kedelai, daging, nah saya setuju.

Karena saya mau pun petani dan rakyat kecil pasti ngrasain.

Lagian mas kalo ngomong politik, memang urusannya mereka, mereka mau bener mau salah, tetep aja mereka yang ngrusin.

Kalo dari saya, ya mau siapapun Presidennya nanti, saya cuma minta, begal, rampok itu dihilangkan.

Kriminalitas bener - bener di tekan, buat saya yang kerja dijalan, sampe saat ini, saya tidak merasa aman, dan ini pun pasti di rasakan banyak orang, pasti mas juga ngrasain.

Nah pemerintah bisa tidak merubah ini.
Kalo memang bisa menekan angka kriminalitas, saya maupun yang lain pasti merasa aman - aman saja jalan malam, pulang kerja tengah malam dan berkendara dengan santai.

Lagian sekarang, mereka mencuri bukan karena himpitan ekonomi saja mas, tapi memang ingin kaya.

Dengan bukti adanya sindikat pencurian sehari bisa ambil 5 mobil di beberapa tempat, berati memang mereka sudah merencanakan sejauh itu untuk pundi - pundi kekayaan mereka.

Dan pembicaraan di alihkan oleh driver ke sekumpulan pengamen jalanan yang bertato, bertindik.

Dan menanyakan kepada saya,

Mas, mereka apa punya masa depan, kaya punya rumah atau berumah tangga gitu ga sih ?

Saya hanya menjawab,
sebagian dari mereka ada dari keluarga yang berkecukupan kok pak, mungkin saja punya masalah dengan keluarganya,
Dan mereka hanya sekumpulan manusia yang ingin hidup tanpa aturan pak.
Seger - seger kan pak anaknya, bajunya rapi.

Iya ya mas, mereka hanya ingin menjalani hidup tanpa aturan dan ga ngomongin politik.

Kata - kata terakhir sungguh menusuk buat saya,
Tapi saya sambut dengan tawa aja.

Obrolan akhir kita berlanjut dengan mencari jalan tujuan.

Kesimpulan saya lagi - lagi menemukan, betapa capeknya masyarakat dengan pemerintah, untuk kedua kalinya mereka sulit untuk menentukan pilihan.

Jadi harus bagaimana para calon untuk menanggapi ini ? Kita tunggu saja.

Sudut #8 Kata orang - orang (1)

Bagaimana dengan pilpres sekarang  ?

Berhubung ini tahun politik, dan memang saya suka, ya jadi saya sesekali kalo pas ketemu orang baru entah lagi jalan, naik ojek, atau kendaraan umum lainnya saya sempatkan bertanya mengenai pilpres.

Karena sebelumnya saya sempat kecewa menanyakan hal tersebut ke teman yang ada di kontak saya, karena jawabannya sunggu merusak, kali ini jawabannya berbeda, maka dari itu saya menulisnya kembali.

Karena ini hanya obrolan iseng jadi saya tidak pernah menanyakan nama, ditakutkan orangnya curiga karena modus hipnotis mengajak ngobrol.

Yang pertama datang dari seorang bapak bapak yang saya temui di bis.

Pak, gimana nih pilpres ?
Waduh mas haha, bahasannya politik, politik ma mainannya orang atas, mereka yang sudah mengatur, itu ma cuma main mainnya mereka yang pengen dapet jabatan.

Tapi bapak sudah punya pilihan ?
Si bapak belum bisa menjawab, dengan alasan, sepertinya akan sama waktu pilgub jakarta.

Apa yang bikin sama ?
Kita juga sama sama liat, apalagi jakarta, kotanya indonesia,
Kita liat debat gubernur waktu itu, ahok lawan sandi,
Ahok yang waktu itu menjabat, yang menurut saya bagus, bisa membangun jakarta, kalijodo di bubarin, di debat bagus tapi kalah.

Bahasannya beda, ahok bukan kalah tapi dikalahkan oleh surat al maidah.
Giliran mereka yang salah, diem aja.

Akhirnya anis menang, banyak yang mengeluh ke saya tentang tanah abang, acak acakan, padahal awalnya rapi, oke oce gagal,
Jadi saya curiga mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi dengan alatnya yaitu pak anis.
tapi memang ga semua jelek, ada juga yang bagus, contohnya ganjil genap menurut saya bagus.

Mungkin nanti akan seperti itu.

Pembicaraan kita terhenti, karena sibapak sudah mau nyampe tujuan.

Jadi kalo menurut saya, bisa jadi bapak tadi kecewa, ketika program kerja dikalahkan dengan isu agama.

Sudat #7 Suka sendiri

Berpisah ?

Perpisahan bukannya hal yang lumrah,
Buat gua yang sering pindah pindah, berpisah dengan orang yang sudah dikenal itu biasa.
Tapi bukan berati gua gampang nglupain gitu aja, hanya saja jika kita bertemu atau dipertemukan kembali, rasanya akan beda.

Temanmu yang dulu pasti sudah bertemu dengan teman baru, yang bisa saja dia lebih cocok bermain dengannya ketimbang denganmu.

Jadi gua ambil kesimpulan,
"Pernah kenal belum tentu menjadi teman"

Entah sekarang gua punya temen apa enggak, tapi kalo pernah kenal sama orang tentu banyak,

Tinggal bilang kumpul yuk, nanti juga mau ?
Ga semudah itu, setiap orang pasti punya kesibukan,
Setiap orang pasti punya dunia nya masing masing.

Lalu, apa yang bisa mengobatimu ?
Bermain sendiri.
Nonton sendiri.
Main ke fun world.
Ketempak makan yang biasa jadi tempat nongkrong, dengan harapan, seseorang yang pernah lu kenal bakal dateng.

Jumat

Sudut #6 Apa yang aneh ?

Apakah kamu seorang yang dianggap aneh oleh orang sekitar mu ?

Sini ngobrol bareng aku

Ya gua sering banget dibilang aneh, hanya karena kemana mana sendiri, nonton sendiri, nonton the fault in our stars diulang ulang, dan banyak lah itu, tetangga ga ada yang kenal karena didalem mulu.

Apa menurut lu itu aneh ? Menurut gua enggak,
Gua cuma orang kurang pede kalo kumpul sama orang yang terlihat gaul, karena gua kuper.

Gua cuma pengen nglakuin hal gila cuma ga ada wadahnya, dan bingung harus memulainya.

Menurut gua itu cuma hal biasa, ada kalanya memang saya juga ingin jalan bareng temen, ketawa tawa bareng, atau mungkin jalan bareng pasangan layaknya anak muda pada umumnya.

Yang menurut gua aneh ketika di sekolah praktek sholat,
Perlu kalian tau di indonesia sendiri, islam ga cuma Nu, islam ada juga muhammadiyah dan lain sebagianya.
Dan dari situ pun (Nu/Muhammadiyah) itu bacaan sholatnya beda.

Ketika gua baru pindah sekolah dulu, gua di sangka nasrani, karena gua ga ke musholla pada waktu sholat.
Tapi ga lama dari itu mereka tau bahwa gua muslim karena mereka liat gua sholat.

Balik lagi praktek sholat,
Sebenarnya gua tau bacaan sholat Nu begitu pun Muhammadiyah.
Karena menurut gua ini cuma praktek jadi gua ga mau ribet,
Gua pilihlah bacaan Muhammadiyah, yang bacaan sholatnya itu simple.

Akhirnya gua bilang ke pak guru kalo saya pake bacaan Muhammadiyah.
Sepintas ga ada yang masalah itu,
Hanya saja suasananya berubah,
Tersadar satu kelas gua ga ada yang ngerti apa itu bacaan Muhammadiyah.

Dan akhirnya waktu praktek gua di pisah, di kasih jarak dari 2 temen gua,
Ini sih ga aneh, karena beda bacaan jadi biar kedengeran,

Praktek di mulai,
2 anak sebelah gua baca niat sholat, sedangkan gua langsung takbir.
Apa yang terjadi, di stop, gua juga harus baca niat yang sama seperti yang lain.
Ya gua hanya bisa jelaskan di ajaran ga ada niat pak.
Tapi gua tetep di paksa, semua temen gua liat gua,
Yasudah gua ikutin.

Beres dari itu, temen gua pada nanya, bacaan nya seperti apa sih ?

Ada juga yang, bacaannya ga sah tuh, sholatnya ga sah, ga ada niat, ga ada qunut.
Eleh Muhammadiyah.

Kalo menurut gua ya terserah lu sih, lu mau ngomong apa, ibadah kaya apa apaun yang nilai tuhan kok.
Lagian itu islam islam juga, kalo dari kalian yang islam aja saling menunjukan bahwa lu yang paling bener, bagaimana kalo sama agama lain ?

Ayolah, urusan agama biarin jadi pribadi sama maha kuasa aja ya.

Sudat #5 Yakin

Tahun politik ? Tahunnya siapa ?

Mungkin buat sebagian orang ya udahlah, buat saya siapa pun presidennya ga berpengaruh secara langsung ke kehidupan saya.

Atau bisa aja, di tahun politik ini kalian menemukan hobi baru,
Misal ngumpulin baliho cak imin, mulai dari daerah lu sendiri, sampe keliling indonesia.
Buat jadiin pelajaran, kalo pede yakin aja ga cukup buat maju sampe titik itu.
Dan sekarang kaya lirik lagu Ntrl
"Ku mau terbang"
"Dan tenggelam"
Tapi ya mungkin aja beliau punya peranan penting di tahun ini hanya saja ga ke liput media.

Seperti hal nya pak boediono yang di gosipin kerjanya keliatan, padahal ga keliput media aja.

Atau mungkin yang di liput media dengan jingle setiap hari tapi ga naik naik suaranya.

Sudut #4 Demo yuk

Naik gaji ? Siapa yang ga mau

Eh, bukannya tiap tahun naik ?

Sadar ga sih kalo tiap tahun upah minimum itu naik tapi harga yang lain ngikutin ?

Apa mungkin cuma gua yang ngrasain ?

Karena gua tinggal yang ga jauh dari kawasan industri,
Dan pengalaman kerja di pabrik,  jadi sering apalagi tiap tahun, liat kelakuan parah buruh serikat pabrik yang ramai ramai kumpul naik motor menggaungkan kata solidaritas, bertemu di satu titik yang dimana permintaannya ga lain ga bukan, minta kenaikan upah minimum.

Hey, okelah kalian meminta hak kenaikan gaji,
Karena waktu, tenaga, pikiran kalian sudah keluarkan untuk kemauan target perusahaan.

Tapi, apa iya hal itu perlu banget dilakukan tiap tahun ?
Apakah kalian berfikir konsekuensinya ?
Atas dasar apa sih kalian meminta hal itu tiap tahun ?

Kalo menurut gua, hal yang kalian minta tuh sebenernya ga perlu perlu banget, apalagi kurun waktunya 1 tahun sekali.

Apa mungkin cicilan kalian bertambah ?

Pernah ga sih kalian berfikiran kalo setiap tahun juga pengangguran itu bertambah, bisa dari yang baru lulus sekolah, yang ga langsung lanjut kuliah karena ekonominya kurang.
Bisa juga dari para buruh yang habis kontrak dan tidak di perpanjang lagi.

Dan kalian itu sempet berfikir ga sih jika keinginan kalian menaikan gaji itu di penuhi, apa iya perusahaan bisa ikut mengikuti ? Mungkin bisa, dan pasti ada korban.

Siapa korbannya ?
Karyawan, apalagi karyawan yang masih kontrak, belum menjadi karyawan tetap.

Menurut gua sih,
Pengeluaran perusahaan akan bertambah terutama untuk gaji, jadi perusahaan harus putar otak agar pengeluaran tetap stabil,
Akhirnya perusahaan melakukan efisiensi, yang dimana mengeluarkan sebagian karyawan, lalu pekerjaan yang seharusnya di kerjakan 2 orang jadi dikerjakan 1 orang, begitulah kira kira.

Lalu akhirnya pengangguran makin bertambah,

Apakah dengan di kabulkannya permintaan kalian, harga harga lain tidak ikut naik ?

Pasti naik, meskipun ga banyak, tapi ga jarang juga buat karyawan yang masih ngekos, harga sewa perbulannya dinaikan, apa ga sama aja tuh ?

Jadi, buat kalia yang tiap tahun demo naikin gaji, kurang kurangin lah.
Gabisa ? Kenapa ? Takut motor gahar lu ga kebayar ?

Sudat #3 Yang mana ?

Satu atau Dua

Apakah kalian memilih satu dengan jempolnya atau dua dengan jempol dan telunjuknya, apa malah masih di tengah melihat mereka beradu untuk mendapatkan hati masyarakat.

Atau mungkin kalian ada di barisan, pengen cepet cepet beres ini urusan.

Capek ya ? Masih lama loh

Saya cukup senang dengan pilpres tahun ini,
Karena apa ? Karena banyak orang yang mulai membicarakan, mendeklarasikan pilihannya tanpa malu malu, mulai mengkritisi banyak hal.
Dan sepertinya bakal jadi awal dimana yang muda muda, yang masih seger seger bisa masuk di dalamnya.

Tapi di balik itu ada hal yang bikin saya kecewa,
Saya selalu bertanya kepada orang orang yang secara terbuka mendukung salah satu pasangan capres/cawapres.

Tapi kebanyakan jawaban yang keluar bukan karena program kerja, visi misi mereka kedepan,  tapi malah yang sifatnya jauh dari kata program.

Saya sangat ingin bertanya kepada timses apakah mereka tau, atau pura pura gatau, atau mungkin memang sengaja ?

Dan untuk pemilih yang terpapar berita tidak benar,
Jika kalian di kecewakan oleh mereka, apa yang akan kalian lakuakan ?

Sudut #2 Muda

Giliran yang muda yang berkarya ?

Slogan slogan basi yang sering mencuat ketika pileg.

Lu muda ? Pake slogan kaya gitu ? Yakin muda ? Dari slogan aja tua.

Slogan dari jaman gua sd udah ada itu.

Emang karya lu tuh apa sih yang bisa ngebawa lu duduk di senayan.

Dari jaman berkarya cuma kata sampe sekarang jadi parpol.

Caleg muda slogan nya "pilih yang muda"
Biar apa ? Kasih dong kita gagasan
Kurang gagasan ?

Yakin masih mau jadiin embel embel caleg muda ?

Sudat #1 Kerja

Baru lulus. Pusing cari kerja ?

Apa iya sepusing itu ?
Atau mungkin lu sendiri yang bikin pusing ?

Wajar memang kalo lu baru lulus lalu berfikiran ingin bekerja,
Di kantor, pake kemeja dasi, libur setiap weekend, bisa dinas ke luar kota.

Mungkin sebagian orang bisa mewujudkan seperti itu.
Buat lu yang ga bisa ?

Wajar wajar, tapi...
Apa iya kerja cuma harus kaya gitu ?
Apa lu udah modal yang cukup untuk bekerja seperti itu ?

sah sah aja kalo lu berfikiran seperti itu.
Tapi lu yakin tetep memilih pekerjaan seperti itu,
Kalo menurut gua sih, biarin aja itu aja jadi mimpi mu, bukan meredam semangat lu buat kerja di kantor,
Tapi biarkan itu jadi mimpi yang akan lu wujudin nanti, sembari cari pengalaman lain dengan pekerjaan di bidang yang lain pula untuk penunjangan mimpi lu.

Ini dari pengalaman pribadi yang dimana sering menanyakan lowongan pekerjaan, giliran di kasih nolak, tapi nyari sendiri ga dapet dapet.

Mending kalian melek dulu, banyak kok kerjaan yang bikin kalian seneng.

Dan nyari kerja itu ga susah, bisa jadi yang bikin susah itu lu karena terlalu pemilih.