Senin

Mohon untuk tidak seperti ini.

Teruntuk para ibu. 
Mohon janganlah seperti itu.

Apakah tujuanmu sebenarnya ?
Keluarga atau karir ?
Menjadi ibu yang baik atau menjadi atasan yang di segani ?
Apa yang membuat mu menjadi seperti itu ? 
Cicilan mobil, cicilan rumah ?

Ibumu atau karirmu ?
Anakmu atau karirmu ?

Cicilanmu atau masa depan anakmu ?
Kehilangan kasih sayang ibumu atau kehilangan karir yang telah kau bangun ?
Masih banyak pertanyaan yang sebenarnya ingin aku tanyakan.
Mungkin pertanyaan tersebut cukup menyudutkan.
Tapi, bukan maksudku untuk menyudutkanmu.

Ini soal anakmu yang kau titipkan ke ibumu dan ibumu yang setiap hari harus mengurusi kebutuhan keluarga kecilmu.
Ibumu bukan pembantu, 
Ibumu bukan seorang yang bisa kau suruh untuk mencuci baju,
Ibumu bukan seorang yang bisa kau suruh untuk mencukupi kebutuhan anakmu.

Apakah kau tau kelakuan anakmu saat kau pergi bekerja ?
Apakah kau tau anakmu sudah bisa apa saja ?

Apa uangmu bisa menjadikan anakmu seperti yang kau mau ?
Lihat anakmu yang sudah kau kenalkan dunia pendidikan dari usia dini, kau kenalkan di dunia les di berbagai tempat. 
Hingga kini anakmu menginjak Sekolah dasar di tahun keduanya, ia belum bisa membaca, menulis pun masih kesulitan.

Apakah kau mengetahui hal itu ?
Lihat anak mu yang sukar di ajak belajar oleh neneknya, anakmu hanya sibuk menghabiskan uang jajan yang sudah kau siapkan untuknya, yang jika habis, ia akan mengamuk ke neneknya merengek minta uang yang kau sendiri tidak meninggalkan sepeser uang pun untuk sang ibu, yang akhirnya beliau meminjam ke tetangga.
Ibumu hanya menahan tangis, aku bisa merasakan itu.
Apakah kau memikirkan hal itu ?
Sebenernya aku tak peduli dengan perkembangan anakmu.
Aku tak peduli seberapa penting karirmu.

Hanya saja aku tak tega melihat seorang ibumu yang sudah tua,
Pagi menyiapkan sarapan untukmu, suamimu dan anakmu, sedangkan beliau hanya meminum segelas teh.

Siang panas terik beliau nyuci bajumu, suamimu dan anakmu serta memasak untuk anakmu.
Hingga sore beliau menyapu, mencari anakmu yang bermain yang tak tau dimana, beliau berjalan dengan langkah kaki yang sudah pincang, mata yang sayu, yang terkadang jika anakmu susah ketemu malah lari menjauh.
Dan jika anakmu belum mandi saat kau pulang kerja, kau menyalahkan ibumu.
Kau bisa pakai uangmu untuk menyewa pembantu daripada kau menyuruh ibumu sendiri.
Hey, sadar! Kau sudah tak layak menjadi ibu dan kau pun sudah tak layak untuk bertemu ibumu.
Apa itu balasan yang kau beri untuk ibumu ? 
Menjadikannya seolah seperti pembantu ?
Apakah itu balasanmu ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar